Kekuatan Asam dan Basa dalam Kimia Organik
Kekuatan
Asam dan Basa dalam Kimia Organik
Baiklah teman teman pada blog sebelumnya
telah dijelaskan mengenai prinsip prinsip dalam sintesis senyawa organik yang
tentunya dalam sintesis tersebut peran asam dan basa sangatlah penting. Nah
pada kesempatan kali ini saya akan menjelaskan sedikit ulasan mengenai kekuatan
asam dan basa dalam kimia organik.
Perlu teman teman sekalian ketahui,
bahwasannya asam dan basa ini sangatlah penting dalam kimia organik, pemilihan
basa ataupun asam yang tepat dan sesuai dapat memainkan peran penting dalam
sintesis senyawa organik. Penggunaan asam basa dapat mempengaruhi laju reaksi,
produk yang di inginkan, hasil, kemudahan penanganan, stabilitas, kelarutan,
dan masih banyak lagi faktor yang tergantung pada asam dan basa yang kita
gunakan dalam sintesis.
Ada 3 teori asam basa yang sering kita
dengar yaitu teori asam basa menurut Arhenius, teori asam basa Bronsted Lowry
dan teori asam basa Lewis.
1. Teori asam basa Arhenius
Arhenius
mengemukakan bahwa senyawa organik dalam larutan akan terdisosiasi menjadi
ion-ion penyusunnya. Menurut Arhenius asam adalah zat/senyawa yang menghasilkan
H+ dalam air, sedangkan basa dapat menghasilkan OH- dalam
air. Namun keterbatasan dalam teori ini adalah bahwa reaksi asam-basa hanyalah
sebatas pada larutan berair dan asam basa adalah zat yang hanya menghasilkan H+
dan OH-.
2. Teori asam basa Bronsted Lowry
Kebalikan
dari arhenius, asam basa bronsted lowry tidak terbatas hanya pada larutan
berair, tetapi semua sistem yang mencakupproton H+. Menurut bronsted
lowry asam adalah zat yang dapat mendonorkan proton (H+) sedangkan
basa merupakan zat/senyawa yang dapat menerima proton (H+).
3. Teori asam basa Lewis
Menurut
teori asam basa lewis asam adalah zat/senyawa yang dapat menerima pasangan
elektron bebas dari zat/senyawa lain untuk membentuk ikatan baru. Sedangkan basa
adalah zat/senyawa yang dapat mendonorkan pasangan elektron bebas dari zat atau
senyawa lain untuk membentuk ikatan baru.
1.
Asam
Asam adalah setiap molekul atau ion yang
mampu menyumbangkan proton (H+) (asam Bronsted) atau bisa dikatakan mampu
membuat ikatan kovalen dengan pasangan elektron yang tersedia (asam Lewis).
Asam memiliki pH <7. Artinya semakin rendah pH atau semakin dibawah angka 7,
maka semakin besar pula kekuatan asam tersebut. Asam dapat terbagi lagi menjadi
3 golongan yaitu asam organik, anorganik dan asam lewis.
a.
Asam
–asam Organik
Asam organik adalah senyawa organik yang meiliki
derajat keasaman, stabilitas pada gugs asam sangat penting dalam menetukan derajat
keasaman senyawa organik. Asam asam organik memiliki peran yang beragam di
semua kimia sintetik. Hal ini dapat baik digunakan sebagai pelarut,
katalisator, asam kuat, atau sebagai substrat. Adapun beberapa contoh dari asam
organik adalah sebagai berikut :
b.
Asam
asam Anorganik
Asam anorganik adalah asam yang terbentuk karena
persenyawaan dengan senyawa anorganik. Sebagian besar asam asam anorganik
bersifat sangat korosif. Adapun beberapa contoh dari asam asam anorganik ini adalah
sebagai berikut
a.
Asam
Lewis
Asam lewis umunya dikenal sebagai pasangan elektron
akseptor, mereka memiliki kemampuan yang baik untuk kordinasi dengan kelompok
karbonil, nitrogen dan oksigen yang mengandung gugus fungsional lainnya.
Kategori umum dari asam lewis adalah alumunium, boron, besi, montmorillonit,
tin dan titanium. Berikut adalah contoh dari asam lewis.
1.
Basa
Basa mampu melepaskan ion hidroksida
(OH-), memiliki rasa pahit. Basa memiliki pH >7 yang artinya semakin tinggi
pH maka semakin besar pula kekuatan basa nya begitupun sebaliknya. Basa memilki
beberapa golongan yaitu basa organik, basa anorganik dan basa phospazene.
a.
Basa
Organik
Basa organik adalah senyawa organik yang bekerja
sebagai basa, memiliki peran multifungsi dalam sintesis organik. Basa organik
mudah larut dalam pelarut organik. Basa organik yang umumnya di gunakan dalam
sintesis adalah piridin, alkanamine, histidin dll. Berikut adalah beberapa
kategori basa organik.
b.
Basa
Anorganik
Basa anorganik adalah Basa anorganik ini kebalikan
dari basa organik, basa anorganik tidak memiliki atom karbon pada strukturnya.
Beberapa contoh dari basa anorganik adalah sebagai berikut.
C.
Basa
Phosphazene
Basa phosphazene adalah basa yang sangat kuat, pemilihan
basa yang tepat sangat penting dalam reaksi organik umum seperti alkilasi,
eliminasi, sililasi dan kondensasi aldol. Adapun beberapa macam dari basa
phosphazene adalah sebagai berikut :
Dari berbagai jenis asam dan basa yang
telah saya jelaskan tadi, tentunya masing masing memilki kekuatan yang berbeda
dalam kimia organik. Kekuatan asam dan basa dapat ditinjau dari nilai Ka
atau Kb dari asam atau basa. Semakin besar nilai Ka maka
sifat keasamannya lebih kuat. Bila nilai Kb semakin besar maka
semakin kuat pula basa tersebut. Salah satu yang digunakan sebagai prediksi
kekuatan asam atau basa adalah struktur molekul. Kekuatan asam atau basa
dipengaruhi oleh beberapa faktor berikut :
1.
Efek
Kekuatan Ikatan
Kita ambil contoh kekuatan asam halida
(HF, HCl, HBr, HI). Semakin tidak efektif orbital yang tumpang tindih antara
orbital 1s hidrogen dengan orbital unsur unsur yang lebih besar, semakin lemah
ikatan antar H dengan atom halogem, semakin mudah lepas ikatan antara H dengan
halogen dan semakin kuat asam halida tersebut.
2.
Efek
Keelektronegatifan
Keasaman meningkat dari kiri ke kanan
ketika membandingkan senyawa seperiode dalam table periodik. Kekelektronegatifan
atom mempengaruhi keasaman dalam dua cara yaitu pengaruh polaritas ikatan ke
proton dan pengaruh stabilitas relatif anion yang terbentuk ketika proton
hilang.
3.
Efek
Hibridisasi
Kekuatan asam/basa juga dipengaruhi oleh
bentuk hibridisasi atom pusat yang dibandingkan. Umumnya atom pusat dengan
hibridisasi sp sifatnya lebih asam dibandingkan yang berhibridisasi sp2
dan sp3.
4.
Efek
Induktif
Efek induktif adalah efek elektronik yang di
transmisikan melalui ikatan pada gugus yang dapat berupa dorongan elektron atau
penarikan elektron. Efek induktif melemah ketika jarak dari kelompok meningkat.
Dari tabel diatas dapat terlihat bahwa pada panah merah, semakin keatas maka kekuatan asam semakin besar. Sedangkan pada panah biru semakin kebawah maka kekuatan basa semakin kuat.
KEGUNAAN ASAM SITRAT
Penggunaan utama asam sitrat saat ini
adalah sebagai zat pemberi cita rasa dan
pengawet makanan dan minuman, terutama
minuman ringan. Kode asam sitrat sebagai zat aditif makanan (E number) adalah E330. Sifat
sitrat sebagai larutan penyangga digunakan
sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih dalam rumah tangga dan obat-obatan. Kemampuan asam sitrat untuk meng-
kelat logam menjadikannya berguna sebagai
bahan sabun dan deterjen. Dengan meng-kelat logam pada air sadah, asam sitrat
memungkinkan sabun dan deterjen membentuk busa dan berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan. Demikian pula, asam sitrat digunakan untuk memulihkan bahan penukar ion yang digunakan pada alat penghilang kesadahan dengan menghilangkan ion-ion logam yang terakumulasi pada bahan penukar ion tersebut sebagai kompleks sitrat.
Asam sitrat digunakan di dalam industri
bioteknologi dan obat-obatan untuk melapisi
(passivate) pipa mesin dalam proses kemurnian tinggi sebagai ganti asam nitrat, karena asam nitrat dapat menjadi zat berbahaya setelah digunakan untuk keperluan tersebut, sementara asam sitrat tidak. Asam sitrat dapat pula ditambahkan pada es krim untuk menjaga terpisahnya gelembung-gelembung lemak. Dalam resep makanan, asam sitrat dapat juga digunakan sebagai pengganti sari jeruk.
KEGUNAAN ASAM SITRAT
Penggunaan utama asam sitrat saat ini
adalah sebagai zat pemberi cita rasa dan
pengawet makanan dan minuman, terutama
minuman ringan. Kode asam sitrat sebagai zat aditif makanan (E number) adalah E330. Sifat
sitrat sebagai larutan penyangga digunakan
sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih dalam rumah tangga dan obat-obatan. Kemampuan asam sitrat untuk meng-
kelat logam menjadikannya berguna sebagai
bahan sabun dan deterjen. Dengan meng-kelat logam pada air sadah, asam sitrat
memungkinkan sabun dan deterjen membentuk busa dan berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan. Demikian pula, asam sitrat digunakan untuk memulihkan bahan penukar ion yang digunakan pada alat penghilang kesadahan dengan menghilangkan ion-ion logam yang terakumulasi pada bahan penukar ion tersebut sebagai kompleks sitrat.
Asam sitrat digunakan di dalam industri
bioteknologi dan obat-obatan untuk melapisi
(passivate) pipa mesin dalam proses kemurnian tinggi sebagai ganti asam nitrat, karena asam nitrat dapat menjadi zat berbahaya setelah digunakan untuk keperluan tersebut, sementara asam sitrat tidak. Asam sitrat dapat pula ditambahkan pada es krim untuk menjaga terpisahnya gelembung-gelembung lemak. Dalam resep makanan, asam sitrat dapat juga digunakan sebagai pengganti sari jeruk.
PERMASALAHAN
:
1.
Dari kedua gambar diatas yaitu asam
asetat dan asam kloroasetat, dilihat dari strukturnya kedua asam ini sama sama termasuk dalam asam
karboksilat. Mengapa asam kloroasetat lebih kuat dibandingkan dengan asam
asetat?
2. Dapat
kita lihat dari ketiga struktur asam karboksilat diatas beserta pKa nya, terdapat ikatang
tunggal. Ikatan rangkap 2 dan ikatan rangkap 3, yang meiliki nilai Ka berturut
turut semakin besar. Artinya, molekul dengan ikatan rangkap 3 lebih asam dibandingkan
ikatan rangkap 2, dan ikatan rangkap 2 lebih asam dari ikatan tunggal. Lalu mengapa
jenis ikatan (tunggal, rangkap 2, rangkap 3) ini dapat mempengaruhi keasaman suatu
molekul?
(Anilina) (Sikloheksilamina)
3.
Sikloheksilamina memiliki nilai Kb lebih
besar dibandinkan Anilin, yang artinya sifat kebasaan Anilin lebih lemah jika
dibandingkan dengan Sikloheksilamina. Dilihat dari strukturnya yang keduanya
sama sama memilki cincin tertutup, apa yang menyebabkan Anilin memiliki sifat
kebasaan yang lebih lemah daripada Sikloheksilamina?
saya emy yulia nim 064, akan menjawab permasalahan no 1. menurut saya karena pada kholoroasetat iti cholor nya bersifat elektronegatif, klor itu dapat menarik kerapatan elektron atau ini akan menyebkan yang disebut dengan delokalisasi lebih jau dari muatan negatifnya sehingga dapat mensabilkan anion tersebut maka itu keasaman pada asam kloroasetat lebih asam dari pada asam asetat.
ReplyDeleteSaya Siti May Saroh dengan NIM A1C117048 akan mencoba menjawab permasalahan nomor 2. menurut saya karena hal ini dipengaruhi oleh jenis hibridisasi pada setiap senyawa tersebut. ikatan tunggal memiliki hibridisasi sp3, rangkap 2 memiliki hibridisasi sp 2 dan rangkap 3 memiliki hibridisasi sp. Pada dasarnya atom pusat yang mempunyai hibridisasi sp memiliki tingkat keasaman yang lebih besar. semoga membantu
ReplyDelete3. menurut saya terjadinya perbedaan kebasaan dari kedua senyawa ini karena disebabkan oleh pengaruh resonansinya analin adalah senyawa yang mempu membentuk ikatan delokal dan struktur hibrid resonansi hibrid hal ini berbeda dengan sikloheksalamina yang tidak dapat membentuk ikatan delokal sehingga kebolehjadian untuk terjadi protonasi pada sikloheksilamina lebih besar .
ReplyDelete